by Yuri H.
“Aku tidak tahu kapan New York Bakery dibuka, tapi aku tahu persis kapan toko itu tutup untuk selamanya. Toko itu tutup pada bulan Agustus tahun 1995 karena tidak dapat mengikuti perkembangan zaman seperti toko-toko lain yang pernah ada di jalanan kampung halamanku…
Jalan yang ada di kampung halamanku sekarang tidak lagi sama dengan yang kulihat dulu. Artinya, aku seseorang yang terenggut dari kampung halaman. Pembangunan telah memusnahkan toko-toko kecil itu. Kejadian yang sangat memilukan…” – Kim Yeon-su (New York Bakery)

Penerbit Gramedia Pustaka Utama bekerja sama dengan Korea Foundation resmi meluncurkan buku kumpulan cerpen New York Bakery, pada hari ini, Kamis (29/8), bertempat di Gramedia Central Park Mall, Jakarta. Buku yang berisi 14 cerita pendek karya sastrawan peraih penghargaan Korea Selatan ini memotret ragam fenomena terkini di Korea dengan tema dan teknik penceritaan yang bervariasi. Setiap cerita memberikan sensasi yang berbeda pagi pembaca, kisah yang dituturkan memiliki gaya berbahasa yang berbeda, juga tahun dan setting yang berbeda.

“Cerpen-cerpen dalam buku ini berkisah tentang benturan budaya modern Korea dan tradisional Korea. Sesekali memang budaya tradisional mengalah-misalkan dalam cerpen New York Bakery, sebuah toko kue tradisional yang kalah bersaing dengan toko kue modern Amerika. Atau soal keberadaan hanok—rumah tradisional Korea yang diimpit pembangunan apartment, dalam cerpen Rumah Lelaki Itu,” tutur Teguh Afandi, editor bidang sastra Gramedia Pustaka Utama.
“Ada juga soal singgungan pembangunan ekonomi lewat peristiwa G20, fenomena idol group, dan operasi plastik. Tema-tema tersebut dapat diolah oleh para penulis lintas generasi dengan gaya yang tidak biasa, sesekali absurd, namun tetap segar,” tambahnya.

Peluncuran Buku ini juga diramaikan dengan kehadiran sastrawan Djenar Maesa Ayu yang menyempatkan diri untuk duduk dan membacakan sebagian dari salah satu cerpen yang terdapat di New York Bakery. Pemilihan cerita yang unik dan menggugah pikiran, seakan senada dengan tulisan-tulisan yang kita kenal dari buku-buku Djenar.
Penerjemahan New York Bakery bermaksud memberi perspektif baru dalam memandang Korea Selatan yang selama ini melulu dipandang dari budaya pop yang mendunia. Lewat bacaan sastra, pembaca Indonesia diharapkan memiliki pandangan baru, dan memberi inspirasi khususnya kepada mereka yang hendak belajar menulis cerita pendek.
Empat belas cerita dalam buku ini menghadirkan kisah, mulai dari trauma perang saudara hingga simbol peradaban maju Korea. Sebuah ironi yang tak hanya membuka pengetahuan akan budaya dan sejarah Korea, tetapi juga mengentakkan iba.
Nantikan ulasan lengkap dari Tenasia Indonesia tentang kumpulan cerpen New York Bakery hanya di tenindonesia.com!
Yuritiani Hepi (editor) yhepi@tenindonesia.com